CucuRasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, Husain bin Ali bin Abi Thalib radhiyallahu anhuma gugur terbunuh di tanah Karbala. Tragis dan mengenaskan. Pengakuan Syiah pembunuh-pembunuh Husain radhiyallahu anhu ini diabadikan oleh ulama-ulama Syiah yang merupakan rujukan dalam agama mereka seperti Baqir al-Majlisi, Nurullah Syusytari
Lelaki itu berusia sekitar 58 tahun. Pada hari kesepuluh bulan Muharram, di tahun 61 H, selepas menunaikan shalat subuh, dia bergegas keluar tenda dan menaiki kuda kesayangannya. Pria itu menatap pasukan yang tengah mengepungnya. Mulailah dia berpidato yang begitu indah dan menyentuh hati ูุงู ุฃู ุง ุจุนุฏุ ูุงูุณุจููู ูุงูุธุฑูุง ู ู ุฃูุงุ ุซู ุงุฑุฌุนูุง ุฅูู ุฃููุณูู ูุนุงุชุจููุงุ ูุงูุธุฑูุงุ ูู ูุญู ููู ูุชูู ูุงูุชูุงู ุญุฑู ุชูุ ุฃูุณุช ุงุจู ุจูุช ูุจููู ุต ูุงุจู ูุตูู ูุงุจู ุนู ูุ ูุฃูู ุงูู ุคู ููู ุจุงููู ูุงูู ุตุฏู ูุฑุณููู ุจู ุง ุฌุงุก ุจู ู ู ุนูุฏ ุฑุจู! ุงู ููุณ ุญู ุฒุฉ ุณูุฏ ุงูุดูุฏุงุก ุนู ุฃุจู! ุฃูููุณ ุฌุนูุฑ ุงูุดููุฏ ุงูุทูุงุฑ ุฐู ุงูุฌูุงุญูู ุนู ู! [ุงู ูู ูุจูุบูู ููู ู ุณุชููุถ ูููู ุฅู ุฑุณูู ุงููู ุต ูุงู ูู ููุฃุฎู ูุฐุงู ุณูุฏุง ุดุจุงุจ ุฃูู ุงูุฌูุฉ!] ูุฅู ุตุฏูุชู ููู ุจู ุง ุฃููู- ููู ุงูุญู- ูู ุงููู ู ุง ุชุนู ุฏุช ูุฐุจุง ู ุฐ ุนูู ุช ุฃู ุงููู ูู ูุช ุนููู ุฃูููุ ููุถุฑ ุจู ู ู ุงุฎุชูููุ ูุฅู ูุฐุจุชู ููู ูุฅู ูููู ู ู ุฅู ุณุฃูุชู ูู ุนู ุฐูู ุฃุฎุจุฑูู ุ ุณููุง ุฌุงุจุฑ ุจู ุนุจุฏ ุงููู ุงูุฃูุตุงุฑูุ ุฃู ุฃุจุง ุณุนูุฏ ุงูุฎุฏุฑูุ ุฃู ุณูู ุจู ุณุนุฏ ุงูุณุงุนุฏูุ ุฃู ุฒูุฏ ุจู ุฃุฑูู ุ ุฃู ุฃูุณ ุจู ู ุงููุ ูุฎุจุฑููู ุฃููู ุณู ุนูุง ูุฐู ุงูู ูุงูู ู ู ุฑุณูู ุงููู ุต ูู ููุฃุฎู. ุฃูู ุง ูู ูุฐุง ุญุงุฌุฒ ููู ุนู ุณูู ุฏู ู! โLihat nasabku. Pandangilah siapa aku ini. Lantas lihatlah siapa diri kalian. Perhatikan apakah halal bagi kalian untuk membunuhku dan menciderai kehormatanku. โBukankah aku ini putra dari anak perempuan Nabimu? Bukankah aku ini anak dari washi dan keponakan Nabimu, yang pertama kali beriman kepada ajaran Nabimu? โBukankah Hamzah, pemuka para syuhada, adalah Pamanku? Bukankah Jaโfar, yang akan terbang dengan dua sayap di surga, itu Pamanku? โTidakkah kalian mendengar kalimat yang viral di antara kalian bahwa Rasulullah berkata tentang saudaraku dan aku โkeduanya adalah pemuka dari pemuda ahli surgaโ? โJika kalian percaya dengan apa yang aku sampaikan, dan sungguh itu benar karena aku tak pernah berdusta. Tapi jika kalian tidak mempercayaiku, maka tanyalah Jabir bin Abdullah al-Anshari, Abu Saโid al-Khudri, Sahl bin Saโd, Zaid bin Arqam dan Anas bin Malik, yang akan memberitahu kalian bahwa mereka pun mendengar apa yang Nabi sampaikan mengenai kedudukan saudaraku dan aku. โTidakkah ini cukup menghalangi kalian untuk menumpahkan darahku?โ Kata-kata yang begitu eloknya itu direkam oleh Tarikh at-Thabari 5/425 dan Al-Bidayah wan Nihayah 8/193. Namun mereka yang telah terkunci hatinya tidak akan tersadar. Pasukan yang mengepung atas perintah Ubaidullah bin Ziyad itu memaksa pria yang bernama Husein bin Ali itu untuk mengakui kekuasaan Khalifah Yazid bin Muโawiyah. Tidakkah ini menjadi pelajaran bagi kita semua bahwa pertarungan di masa Khilafah dulu itu sampai mengorbankan nyawa seorang Cucu Nabi SAW. Apa masih mau bilang khilafah itu satu-satunya solusi umat? Simak pula bagaimana Ibn Katsir dalam al-Bidayah wan Nihayah bercerita bagaimana Sayidina Husein terbunuh di Karbala pada 10 Muharram asyura. Pasukan memukul kepala Husein dengan pedang hingga berdarah. Husein membalut luka di kepalanya dengan merobek kain jubahnya. Dan dengan cepat balutan kain terlihat penuh dengan darah Husein. Ada yang kemudian melepaskan panah dan mengenai leher Husein. Namun beliau masih hidup sambil memegangi lehernya menuju ke arah sungai karena kehausan. Shamir bin Dzil Jawsan memerintahkan pasukannya menyerbu Husein. Mereka menyerang dari segala penjuru. Mereka tak memberinya kesempatan untuk minum. Ibn Katsir menulis โYang membunuh Husein dengan tombak adalah Sinan bin Anas bin Amr Nakhai, dan kemudian dia menggorok leher Husein dan menyerahkan kepala Husein kepada Khawali bin Yazid.โ Al-Bidayah, 8/204. Anas melaporkan bahwa ketika kepala Husein yang dipenggal itu dibawa ke Ubaidullah bin Ziyad, yang kemudian memainkan ujung tongkatnya menyentuh mulut dan hidung Husein, Anas berkata โDemi Allah! sungguh aku pernah melihat Rasulullah mencium tempat engkau memainkan tongkatmu ke wajah Husein ini.โ Ibn Katsir mencatat 72 orang pengikut Husein yang terbunuh hari itu. Imam Suyuthi dalam Tarikh al-Khulafa mencata 4 ribu pasukan yang mengepung Husein, dibawah kendali Umar bin Saโd bin Abi Waqash. Pada hari terbunuhnya Husein, Imam Suyuthi mengatakan dunia seakan berhenti selama tujuh hari. Mentari merapat laksana kain yang menguning. Terjadi gerhana matahari di hari itu. Langit terlihat memerah selama 6 bulan. Imam Suyuthi juga mengutip dari Imam Tirmidzi yang meriwayatkan kisah dari Salma yang menemui Ummu Salamah, istri Nabi Muhammad, yang saat itu masih hidup Ummu Salamah wafat pada tahun 64 H, sementara Husein terbunuh tahun 61 H. Salma bertanya โMengapa engkau menangis?โ Ummu Salamah menjawab โSemalam saya bermimpi melihat Rasulullah yang kepala dan jenggot beliau terlihat berdebu. Saya tanya mengapa engkau wahai Rasul?โ Rasulullah menjawab โsaya baru saja menyaksikan pembunuhan Husein.โโ Begitulah dahsyatnya pertarungan kekuasaan di masa khilafah dulu. Mereka tidak segan membunuh cucu Nabi demi kursi khalifah. Apa mereka sangka Rasulullah tidak akan tahu peristiwa ini? Lantas apakah mereka yang telah membunuh Sayidina Husein kelak masih berharap mendapat syafaat datuknya Rasulullah di padang mahsyar? Dalam kisah yang memilukan ini sungguh ada pelajaran untuk kita semua. Al-Fatihah... Nadirsyah Hosen, Rais Syuriyah Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama Australia-New Zealand, Dosen Senior Monash Law School Australia Membahaskhalifah Ali dalam sebuah makalah yang sederhana tidaklah akan cukup dan memuaskan. Namun, belajar dari uraian buku-buku yang kami baca, kami berusaha untuk memberikan beberapa analisa dengan menggunakan buku-buku itu, untuk kemudian menguatkan atau bahkan mengkritisi, bila memang terdapat pernyataan-pernyataan yang tidak sesuai dengan data-data sejarah yang ada. SIAPAKAH PEMBUNUHNYA โ Saat Muawiyah bin Abi Sufyan radhiallahu anhuma pada tahun 60 H meninggal, anaknya yang bernama Yazid dibaiโat sebagai khalifah. Adapun Husain bin Ali radhiallahu anhuma dan Abdullah bin Zubair termasuk yang enggan berbaiโat kepada Yazid. Mereka berdua berangkat menuju Makkah dan menetap di sana. Kaum muslimin banyak yang mendatangi Husain radhiallahu anhu untuk mendengar ilmu dan wejangan dari beliau. Adapun Ibnu Zubair radhiallahu anhu menetap di tempat ibadahnya di sisi Kaโbah. Tidak berapa lama kemudian, berdatanganlah surat-surat yang berasal dari penduduk Kufah yang menghendaki kedatangan Husain radhiallahu anhu ke negeri mereka agar mereka segera membaiatnya sebagai pengganti Yazid bin Muawiyah. Yang pertama kali mendatangi Husain radhiallahu anhu adalah Abdullah bin Sabaโ, al-Hamdani, dan Abdullah bin Wal. Mereka membawa surat yang berisi ucapan selamat atas kematian Muawiyah radhiallahu anhu. Setelah itu, disusul oleh ratusan surat yang meminta Husain radhiallahu anhu untuk segera datang ke Kufah. Akhirnya Husain radhiallahu anhu mengutus anak pamannya yang bernama Muslim bin Aqil bin Abi Thalib ke Irak untuk meneliti duduk permasalahan sebenarnya dan kesepakatan mereka. Apabila hal ini sesuatu yang jelas dan mesti, Husain akan berangkat bersama keluarga dan kerabatnya. Tatkala Muslim bin Aqil tiba di Kufah, beliau singgah di rumah Muslim bin Ausajah al-Asadi. Ada pula yang berkata bahwa beliau singgah di rumah Mukhtar bin Abi Ubaid ats-Tsaqafi. Wallahu aโlam. Penduduk Kufah berbondong-bondong mendatangi Muslim untuk membaiatnya atas nama kepemimpinan Husain radhiallahu anhu. Jumlah mereka mencapai orang. Akhirnya, Muslim mengirim surat kepada Husain radhiallahu anhu agar segera datang ke Kufah karena pembaiatan telah siap. Husain radhiallahu anhu bersiap berangkat dari Makkah menuju Kufah. Berita kedatangan Husain radhiallahu anhu kian tersiar dan sampai kepada an-Nuโman bin Basyir radhiallahu anhuma yang ketika itu menjadi Gubernur Kufah bagi pemerintahan Yazid. Beliau seakan-akan tidak peduli dengan semakin gencarnya isu pembaiatan terhadap Husain radhiallahu anhu. Berita ketidakpedulian Nuโman radhiallahu anhuma sampai kepada Yazid. Yazid melengserkan Nuโman radhiallahu anhuma dari kedudukannya dan memerintah Ubaidullah bin Ziyad untuk menguasai Kufah dan Basrah sekaligus. Yazid berpesan kepada Ibnu Ziyad, โJika engkau datang ke Kufah, carilah Muslim bin Aqil. Jika engkau mampu membunuhnya, bunuhlah.โ Ibnu Ziyad berangkat dari Basrah menuju Kufah. Tatkala memasuki Kufah, ia menutup wajahnya dengan sorban hitam. Setiap kali dia melewati sekumpulan manusia, ia berkata, โAssalamuโalaikum.โ Mereka menjawab, โWaalaikassalam, selamat datang wahai anak Rasulullah.โ Mereka menyangka bahwa dia adalah Husain radhiallahu anhu, karena memang telah menunggu kedatangannya sampai akhirnya banyak penduduk mengerumuninya. Muslim bin Amr berkata, โMundurlah kalian, ini adalah Gubernur Ubaidullah bin Ziyad.โ Tatkala mereka mengetahui bahwa itu bukan Husain, mereka bersedih. Ubaidullah akhirnya yakin bahwa hal ini adalah kesungguhan. Dia kemudian memasuki istana Gubernur Kufah dan mengutus Maโqil, maula Ubaidullah bin Ziyad, untuk meneliti keadaan dan melacak siapa dalang utama yang mengatur pembaiatan terhadap Husain radhiallahu anhu. Maโqil berangkat dengan membawa uang dirham sambil menyamar sebagai orang yang berasal dari Hims yang datang untuk membaiat Husain radhiallahu anhu. Dia terus berlemah lembut hingga ditunjukkan kepadanya tempat Muslim bin Aqil dibaiat; yaitu rumah milik Hani bin Urwah. Akhirnya, dia mengetahui bahwa Muslim bin Aqil merupakan otaknya. Dia pun kembali dan mengabarkan hal ini kepada Ubaidullah. Setelah Muslim bin Aqil merasa bahwa segala sesuatu telah siap, dia mengirim berita kepada Husain radhiallahu anhu untuk segera datang ke Kufah. Husain akhirnya berangkat menuju Kufah, sementara Ubaidullah mengetahui apa yang dilakukan oleh Muslim bin Aqil. Keberangkatan Husain radhiallahu anhu bertepatan pada hari tarwiyah. Tatkala Husain radhiallahu anhu hendak berangkat, para sahabat Rasulullah g yang masih hidup ketika itu berusaha mencegah keberangkatan beliau. Di antara yang berusaha mencegahnya adalah Abdullah bin Umar radhiallahu anhuma. Ketika itu Ibnu Umar sedang berada di Makkah. Tatkala mendengar Husain radhiallahu anhu menuju Irak, ia menyusulnya dalam perjalanan selama 3 malam. Setelah bertemu Husain, Ibnu Umar bertanya, โHendak kemana engkau?โ Husain menjawab, โMenuju Irak.โ Sambil memperlihatkan surat-surat yang dikirim dari Irak kepadanya, โIni surat-surat dan baiโat mereka.โ Ibnu Umar berkata, โJangan engkau datangi mereka.โ Husain bersikeras berangkat sehingga Ibnu Umar berpesan, โAku memberitakan kepadamu satu hadits, bahwa Jibril q mendatangi Nabi shallallahu alaihi wa sallam lalu memberi pilihan kepada beliau shallallahu alaihi wa sallam antara dunia dan akhirat. Beliau shallallahu alaihi wa sallam memilih akhirat dan tidak menghendaki dunia. Sesungguhnya engkau adalah bagian dari diri beliau. Demi Allah, jangan sekali-kali ada di antara kalian yang memilih dunia. Tidaklah Allah azza wa jalla palingkan kalian darinya kecuali kepada sesuatu yang jauh lebih baik.โ Namun, Husain enggan untuk kembali. Ibnu Umar radhiallahu anhuma menangis dan berkata, โAku titipkan dirimu kepada Allah azza wa jalla agar tidak menjadi orang yang terbunuh.โ Selain Ibnu Umar radhiallahu anhuma, yang berusaha mencegah beliau adalah Abdullah bin Abbas, Abu Saโid al-Khudri, dan Abdullah bin Zubair g. Di Kufah, Ubaidullah yang telah mengetahui bahwa Muslim bin Aqil bersembunyi di balik Hani bin Urwah, memanggil Hani ke istananya. Ubaidullah bertanya, โDi manakah Muslim bin Aqil berada?โ Hani menjawab, โSaya tidak tahu.โ Ubaidullah bin Ziyad memanggil Maโqil yang pernah menyamar menjadi seorang dari Hims untuk membaiat Husain radhiallahu anhu. Ubaidullah bertanya, โApakah engkau mengenal orang ini?โ Hani menjawab, โYa.โ Hani pun kebingungan. Akhirnya ia mengetahui bahwa hal ini ternyata makar dari Ubaidullah bin Ziyad. Ubaidullah bertanya, โDi mana Muslim bin Aqil?โ Hani menjawab, โDemi Allah, seandainya dia berada di bawah kakiku, aku tidak akan mengangkatnya.โ Ubaidullah memukul wajah Hani dengan tongkat hingga melukai bagian keningnya dan mematahkan hidungnya. Dia lalu memerintahkan agar Hani dipenjara. Muslim bin Aqil mendengar berita Hani ditahan. Ia mengerahkan para pendukungnya sejumlah orang penduduk Kufah. Di antara mereka ialah Mukhtar bin Abi Ubaid ats-Tsaqafi yang memegang bendera hijau, dan Abdullah bin Harits bin Naufal yang memegang bendera merah. Keduanya diatur menjadi pasukan sayap kanan dan kiri. Mendengar Muslim bin Aqil datang, Ubaidullah dan yang bersamanya segera memasuki istana dan menutup gerbangnya. Sebagian pemimpin kabilah yang berada di pihak Ubaidullah menasihati kaumnya agar meninggalkan Muslim bin Aqil. Sebagian lagi diperintahkan oleh Ubaidullah untuk mengelilingi Kufah untuk menghalangi bantuan kepada pasukan Muslim bin Aqil. Mereka pun melakukannya. Sampai-sampai, seorang wanita berkata kepada anak dan saudaranya, โKembalilah, yang lain telah mencukupimu.โ Seorang lelaki berkata, kepada anak dan saudaranya, โSepertinya besok pasukan dari negeri Syam akan tiba. Apa yang dapat engkau perbuat menghadapi mereka?โ Akhirnya mereka yang berkumpul bersama Muslim meninggalkannya satu per satu. Belum tiba sore hari, jumlah pasukan Muslim tersisa 500 orang, lalu menjadi 300 orang, kemudian menjadi 30 orang. Beliau shalat Maghrib bersama jamaahnya yang tersisa 10 orang. Setelah selesai shalat, Muslim pun tinggal sendirian, beliau bingung hendak pergi ke mana. Ia pun mengetuk salah satu rumah, keluarlah seorang wanita. Muslim berkata, โBerilah aku air.โ Wanita itu memberikan air kepadanya. Muslim menceritakan tentang jati dirinya, โPenduduk Kufah telah berdusta dan menipuku,โ ujarnya. Wanita itu memasukkan Muslim ke dalam rumah yang berdampingan dengan rumahnya. Anak wanita tersebut, Bilal bin Asid, mengetahui keberadaan Muslim. Ia segera memberitakan hal ini kepada Ubaidullah bin Ziyad. Abdurrahman bin Muhammad bin al-Asyโats memberitakan kepada ayahnya, Muhammad bin Asyโats yang sedang berada di sisi Ibnu Ziyad. Ibnu Ziyad mengutus 70 orang tentara berkuda untuk mengepung rumah tempat Muslim berdiam. Muslim sempat melakukan perlawanan, meski akhirnya menyerahkan diri dan dibawa ke istana Ibnu Ziyad. Ibnu Ziyad berkata kepada Muslim, โAku akan membunuhmu.โ Muslim berkata, โBeri aku kesempatan untuk memberi wasiat.โ Ibnu Ziyad berkata, โSilakan beri wasiat.โ Muslim melihat di sekelilingnya lalu menatap Umar bin Saโad bin Abi Waqqash. Muslim berkata, โEngkau orang yang paling dekat hubungan kerabatnya denganku. Kemarilah, aku ingin memberi wasiat kepadamu.โ Muslim berpesan kepadanya agar menyampaikan kepada Husain radhiallahu anhu, โKembalilah engkau bersama keluargamu. Jangan engkau tertipu oleh penduduk Kufah. Sesungguhnya mereka telah berdusta kepadamu dan kepadaku. Dan pendusta tidak pantas memiliki pendapat.โ Setelah itu, dipenggallah kepala Muslim radhiallahu anhu oleh Bukair bin Humran. Ini terjadi pada hari Arafah bulan Dzulhijjah. Sementara itu, Husain telah berangkat dari Makkah pada hari tarwiyah. Setiba Husain radhiallahu anhu di Qadisiah, beliau mendengar berita terbunuhnya Muslim bin Aqil melalui utusan Umar bin Saโad bin Abi Waqqash. Husain radhiallahu anhu ingin kembali dan berdiskusi dengan anak-anak Muslim bin Aqil. Anak-anaknya menjawab, โTidak, demi Allah, kami tidak akan kembali hingga kami membalas kematian ayah kami.โ Akhirnya, Husain radhiallahu anhu mengikuti kemauan mereka. Setelah Ubaidullah bin Ziyad mengetahui bahwa Husain tetap berangkat menuju Irak, ia memerintahkan al-Hur bin Yazid at-Tamimi keluar membawa tentara sebagai pasukan pembuka yang akan menemui Husain radhiallahu anhu di tengah perjalanan. Al-Hur menemui Husain di Qadisiah dan bertanya, โHendak kemana wahai anak dari anak perempuan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam?โ Beliau menjawab, โMenuju Irak.โ Al-Hur memerintahkan Husain untuk kembali atau menuju Syam dan tidak memasuki Kufah. Namun, Husain tidak mengindahkannya. Tatkala Husain radhiallahu anhu tiba di Karbala, beliau bertanya, โTempat apakah ini?โ Dijawab, โKarbala.โ Husain berkata, โKarbun wa bala kesulitan dan bencana.โ Setelah itu, tibalah pasukan Umar bin Saโad bin Abi Waqqash dengan tentara yang berusaha membujuk Husain radhiallahu anhu agar mendatangi Irak untuk bertemu dengan Ubaidullah bin Ziyad. Tatkala Husain melihat bahwa urusannya semakin genting, Husain berkata kepada Umar bin Saโad, โAku memberimu tiga pilihan, silahkan engkau pilih. 1 Engkau membiarkan aku kembali, 2 Aku pergi ke salah satu tempat berjihad kaum muslimin, atau 3 Aku mendatangi Yazid agar aku dapat meletakkan tanganku di bawah tangannya di Syam.โ Umar menjawab, โYa. Silakan engkau kirim utusan kepada Yazid, dan aku mengirim utusan kepada Ubaidullah untuk melihat keputusannya.โ Namun, Husain tidak mengirim utusan kepada Yazid, sementara Umar telah mengirim utusan kepada Ubaidullah. Setibanya utusan Umar di hadapan Ubaidullah dan menceritakan apa yang dikatakan Husain radhiallahu anhu, pada awalnya Ubaidullah menyetujui pilihan mana saja. Namun, di sisi Ubaidullah ada seorang yang bernama Syamir bin Dzil Jausyan, termasuk orang yang sangat dekat dengan Ubaidullah. Ia berkata, โTidak demi Allah, hingga dia tunduk kepada hukum yang engkau tetapkan.โ Ubaidullah akhirnya menyetujui usulan Syamir dan berkata, โYa, hingga ia tunduk kepada hukumku.โ Ubaidullah kemudian mengutus Syamir dan mengambil alih kepemimpinan Umar bin Saโad. Setelah Husain radhiallahu anhu mengetahui berita bahwa dia harus tunduk kepada hukum Ubaidullah, beliau berkata, โTidak demi Allah, Aku tidak akan tunduk kepada hukum Ubaidullah sama sekali.โ Jumlah pasukan berkuda yang bersama Husain radhiallahu anhu ada 70 orang, sementara pasukan yang berasal dari Kufah berjumlah orang. Pada hari Jumat, pertumpahan darah tak terelakkan tatkala Husain radhiallahu anhu enggan menjadi tahanan bagi Ubaidullah bin Ziyad. Dua kekuatan yang tidak seimbang. Satu-satunya keinginan pasukan Husain radhiallahu anhu adalah meninggal sebagai pembela Husain radhiallahu anhu. Satu per satu mereka gugur hingga tidak tinggal seorang pun selain Husain radhiallahu anhu dan anaknya, Ali bin Husain radhiallahu anhuma, yang ketika itu dalam keadaan sakit. Sepanjang hari Husain radhiallahu anhu sendirian, tidak seorang pun berani mendekatinya. Mereka tidak ingin menjadi pembunuh Husain radhiallahu anhu. Hingga datanglah Syamir bin Dzil Jausyan yang dengan lantang, โCelaka kalian, kepung dia dan bunuhlah dia.โ Mereka mengepung Husain hingga beliau berkeliling dengan pedangnya sambil membunuh siapa saja yang mendekatinya. Namun, jumlah yang banyak tetap saja mengalahkan sikap kepahlawanan beliau. Syamir pun berteriak, โApa yang kalian tunggu? Majulah kalian.โ Mereka pun merangsek maju mendekati Husain. Syamir termasuk yang membunuh Husain radhiallahu anhu dengan tangannya. Sinan bin Anas an-Nakhaโi adalah orang yang memenggal kepala beliau. Jadi, Siapa yang Membunuh Husain? Telah sepakat referensi Syiah dan Ahlus Sunnah bahwa yang membunuh Husain radhiallahu anhu adalah kaum Syiah sendiri. Dalam kitab-kitab Syiah, diriwayatkan bahwa Ali bin Husain yang dikenal dengan sebutan โZainul Abidinโ, berkata mencela kaum Syiah yang telah menipu dan membunuh ayahnya, Husain radhiallahu anhu, โWahai sekalian manusia, aku menuntut kalian karena Allah. Apakah kalian mengetahui bahwa kalian menulis surat kepada ayahku dan kalian telah menipunya? Kalian berikan kepadanya janji dan baiโat, lantas kalian membunuh dan menelantarkannya. Sungguh, celaka apa yang dilakukan oleh diri kalian dan buruknya sikap kalian. Dengan pandangan apa kalian melihat Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam saat beliau berkata kepada kalian, Kalian telah membunuh keluargaku. Kalian telah merusak kehormatanku. Kalian bukanlah dari umatkuโ.โ Terangkatlah suara tangisan para wanita tangisan dari setiap sudut diselingi ucapan mereka kepada yang lain, โKalian telah binasa dengan apa yang kalian ketahui.โ Ali bin Husain lalu berkata, โSemoga Allah merahmati orang yang menerima nasihatku, dan memelihara wasiatku tentang Allah, Rasul-Nya, serta keluargaku. Sesungguhnya pada diri Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam ada suri teladan yang baik bagi kita.โ ath-Thabrasi dalam kitab al-Ihtijaj, 2/32; Ibnu Thawus dalam al-Malhuf, hlm. 92 Ketika al-Imam Zainul Abidin melihat penduduk Kufah meratap dan menangis, beliau menghardik mereka sambil berkata, โKalian meratap dan menangis karena kami?! Siapa yang membunuh kami?!โ al-Malhuf, hlm. 357, Maqtal al-Husain, Murtadha Iyadh, hlm. 83 Ummu Kultsum bintu Ali radhiallahu anhuma berkata, โWahai penduduk Kufah, aib bagi kalian. Mengapa kalian tidak menolong Husain, namun justru membunuhnya. Kalian merampas hartanya lalu kalian warisi. Kalian menahan para wanitanya dan membuatnya binasa. Celaka kalian! Keanehan apa yang kalian lakukan? Dosa apa yang kalian pikul di atas punggung kalian? Darah apa yang telah kalian tumpahkan? Kemuliaan apa yang telah kalian raih? Anak wanita siapa yang telah kalian hilangkan kehormatannya? Harta apa yang telah kalian rampas? Kalian telah membunuh orang-orang terbaik setelah Nabi shallallahu alaihi wa sallam dan keluarganya. Telah dicabut rasa kasih sayang dari hati-hati kalian.โ al-Malhuf, hlm. 91, Maqtal al-Husain, Murtadha Iyadh, hlm. 86 Demikian pula yang diucapkan oleh Zainab bintu Ali radhiallahu anhuma, โWahai penduduk Kufah, kaum lelaki kalian membunuh kami, tetapi para wanita kalian menangisi kami. Yang menjadi hakim antara kami dan kalian adalah Allah azza wa jalla, pada hari ditetapkannya segala keputusan.โ Ridha bin Nabi al-Qazwini dalam Tazhallumu az-Zahra, hlm. 264 Kazhim al-Ahsaโi berkata, โSesungguhnya, pasukan yang keluar untuk memerangi Imam Husain radhiallahu anhu berjumlah orang. Seluruhnya adalah penduduk Kufah. Tidak ada seorang pun yang berasal dari Syam, Hijaz, India, Pakistan, Sudan, Mesir, dan Afrika. Bahkan, mereka seluruhnya adalah penduduk Kufah, yang berkumpul dari berbagai kabilah.โ Asyura, hlm. 89 Husain bin Ahmad al-Baraqi an-Najafi mengatakan, โTermasuk yang dicerca dari penduduk Kufah ialah tindakan mereka menusuk Hasan bin Ali radhiallahu anhuma dan membunuh Husain radhiallahu anhuma setelah mereka memanggilnya.โ Tarikh al-Kufah, hlm. 113 Muhsin al-Amin berkata, โDua puluh ribu penduduk Irak yang telah membaiโat Husain, menipu dan melakukan perlawanan terhadapnya. Baiโat berada di pundak mereka, sementara mereka membunuhnya.โ Aโyanu asy-Syiah, 1/26 Murtadha Muthahhari, salah seorang tokoh Syiah Rafidhah berkata, โTidak diragukan lagi bahwa Penduduk Kufah adalah termasuk Syiah pengikut Ali radhiallahu anhu. Yang membunuh Husain radhiallahu anhu adalah Syiah sendiri.โ al-Malhamah al-Husainiyah, 1/129 Ia berkata pula, โKami juga mengatakan bahwa terbunuhnya Husain radhiallahu anhu di tangan kaum muslimin, tetapi di tangan kaum Syiah setelah 50 tahun kematian Nabi shallallahu alaihi wa sallam. Hal ini membingungkan dan tanda tanya mengherankan yang sangat menarik perhatian.โ al-Malhamah al-Husainiyah, 3/95. Wallahu a'lam Bishowab. Disusun dari majalah Asysyariah Online. Oleh Al-Ustadz Abu Muโawiyah Askari Hafizhahullah. Diskrip/Dishare dan Disusun Ulang Abu Abdillah Muhammad Al Maidaniy. ฤลธโลก Ahlussunnah Tanah Karo ฤลธโลก HUSAINBIN NASIB is a business entity registered with Suruhanjaya Syarikat Malaysia and and is issued with the registration number 001415809-K for its business operation. ALI BIN OMAR. Registration No.: AS0250215-M. ACTUAL ENTERPRISE. Registration No.: PG0121303-U. About MYS Business JAKARTA, - Kisah terbunuhnya cucu Nabi Muhammad SAW, Sayyidina Husain bin Ali bin Abi Thalib pada tanggal 10 Muharram 61 Hijriah merupakan peristiwa sejarah yang sangat memilukan bagi umat Islam. Pada hari itu, Sayyidina Husain, cucu Rasulullah Saw terbunuh di Karbala yang akhirnya dikenal dengan peristiwa ini dilakukan oleh kelompok pro-khalifah pada masa itu. Yaitu pendukung Yazid bin Muโawiyah. Menurut beberapa pakar sejarah, meskipun sebenarnya khalifah Muawiyah tidak menghendaki tentang pembunuhan itu. Baca Juga Peristiwa itu memang sangat kejam dan tragis bagi siapa yang merenungkan ataupun membaca kisahnya. Sebab yang dibunuh adalah orang yang sangat dicintai Rasulallah sebuah hadis diriwayatkan mengenai peristiwa terbunuhnya Sayyidina Husain Baca Juga ุฑููููู ุนููู ุฃูู ูู ุณูููู ูุฉู ุฑูุถููู ุงูููู ุนูููููุง ููุงููุชูููุงูู ุฑูุณููููู ุงูููู ุตููููู ุงูููู ุนููููููู ููุณููููู ู ูููู ู ูููุฒููููู ุฅูุฐู ุฏูุฎููู ุนููููููู ุงููุญูุณููููู ุฑูุถููู ุงูููู ุนููููู ููุทูุงููุนูุชูููู ูุง ู ููู ุงููุจูุงุจู ููุฅูุฐูุง ุงูููุญูุณููููู ุฑูุถููู ุงูููู ุนููููู ุนูููู ุตูุฏูุฑู ุงููููุจูููู ุงูููู ุตููููู ุงูููู ุนููููููู ููุณููููู ู ููููุนูุจู ูููููู ููุฏู ุงููููุจูููู ุงูููู ุตููููู ุงูููู ุนููููููู ููุณููููู ู ููุทูุนูุฉู ู ููู ุทููููู ููุฏูู ูููุนููู ุชูุฌูุฑูููDiceritakan dari Ummi Salamah โradhiyallaahu anhaa- beliau berkata Adalah Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam didalam rumahku, tiba-tiba masuklah Husain radhiyallaahu anhu kepada beliau. Maka aku memandang keduanya dari itu Husain radhiyallaahu anhu bermain-main diatas dada Nabi shallallaahu alaihi wasallam, sementara ditangan Nabi shallallaahu alaihi wasallam ada sebongkah tanah, dan air mata beliau mengalirููููู ููุง ุฎูุฑูุฌู ุงููุญูุณููููู ุฑูุถููู ุงูููู ุนููููู ุฏูุฎูููุชู ุฅููููููู ููููููุชู ุจูุฃูุจููู ููุฃูู ูููู ููุง ุฑูุณููููู ุงูููู ุทูุงููุนูุชููู ูููููู ููุฏููู ุทูููููุฉู ููุฃูููุชู ุชูุจููููู ููููุงูู ุฑูุณููููู ุงูููู ุตููููู ุงูููู ุนููููููู ููุณููููู ู ูููู ููู ููุง ููุฑูุญูุชู ุจููู ูููููู ุนูููู ุตูุฏูุฑููู ููููุนูุจู ุฃูุชูุงูููู ุฌูุจูุฑููููู ุนููููููู ุงูุณููููุงู ู ููููุงูููููููู ุงููุทููููููุฉู ุงูููุชููู ููููุชููู ุนูููููููุง ููููุฐููููู ุจูููููุชูDan ketika Husain radhiyallaahu anhu sudah keluar, maka akupun masuk kepada beliau, maka aku berkata โDengan bapakku dan dengan ibuku kalimat aku melihat engkau, ditangan engkau ada tanah sambil engkau menangis, maka beliaupun bersabda kepadaku โKetika aku bersuka-cita dengannya sementara dia diatas dadaku sambil bermain-main, maka datanglah Jibril alaihissalaam kepadaku. Dia memberiku tanah yang mana dia akan dibunuh diatasnya, maka karena itulah aku kitab Nuuruzhzhalaam karya Syeikh Nawawi al Bantani halaman 35ููุฑููููู ุฃูููู ุฑูุณููููู ุงูููู ุตููููู ุงูููู ุนููููููู ููุณููููู ู ุฃูุนูุทูุงููุง ุงูููููุงุฑูููุฑูุฉู ุงูููุชููู ููููููุง ุชูุฑูุจูุฉู ู ูููุชููู ุงููุญูุณููููู ููุชูุฑููุชู ุนูููุฏูููุงDiceritakan, sesungguhnya Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam memberinya Ummu Salamah sebuah botol yang di dalamnya ada tanah tempat dibunuhnya Husain. Botol tersebut ditinggalkan di ููู ููุง ุฌูุงุกููู ุตููููู ุงูููู ุนููููููู ููุณููููู ู ุฌูุจูุฑููููู ููุฃูุฎูุจูุฑููู ุฃูููู ุงููุญูุณููููู ู ูููุชููููู ููู ููุฐูุง ุงูุชููุฑูุงุจู ููุฃูุฑูุงูู ู ููู ุชูุฑูุจูุฉู ุงููุฃูุฑูุถู ุงูููุชููู ููููุชููู ููููููุง ููุดูู ูู ุตููููู ุงูููู ุนููููููู ููุณููููู ู ุฐููููู ุงูุชููุฑูุงุจู ููููุงูู ููููุญู ููุฑูุจูููุงุกู ููููุงูู ููููุง ุฅูุฐูุง ุตูุงุฑู ููุฐูุง ุงูุชููุฑูุงุจู ุฏูู ูุง ููููุฏู ููุชููู ุงูุจููููู ุงูููุญูุณูููููHal itu adalah ketika Jibril mendatangi Nabi shallallaahu alaihi wasallam dan dia mengkhabarkan beliau bahwasanya Husain akan dibunuh diatas tanah ini, dan dia Jibril memperlihatkan kepada beliau dari tanahnya bumi dimana Husain akan dibunuh diatasnya, dan beliaupun mencium tanah tersebut seraya berkata โCelaka Karbala !โDan beliau berkata kepada Ummu Salamah โJika tanah ini sudah menjadi darah, maka anakku, Husain dibunuh.โููุงููุชูุจูููุชู ููููุงููุชู ููุฌูุงุฑูููุชูููุง ุงูุฐูููุจููู ุฅูููู ุงูุณูููููู ููุงููุธูุฑููู ู ูุง ุงููุฎูุจูุฑู ููุฑูุฌูุนูุชู ุฅูููููููุง ุงููุฌูุงุฑูููุฉู ููููุงููุชู ููุชููู ุงููุญูุณููููู ุจููู ุนูููููู ุฑูุถููู ุงูููู ุนูููููDan ketika dilihatnya tanah menjadi darah maka terperanjatlah Ummu Salamah. Dia berkata kepada budak perempuannya โPergilah engkau kepasar. Lihatlah ada berita apa disana.โ. diapun pergi kepasar dan pulanglah dia ke Ummu Salamah. Dia berkata Husain bin Ali radhiyallaahu anhu dibunuh.โWallahu A'lam PISS-KTB Editor Kastolani Marzuki Follow Berita iNewsMaluku di Google News AZABYANG MENIMPA PEMBUNUH SAYYIDINA HUSEIN BIN ALI R.AMereka yang terlibat dalam pembunuhan Cucu Rasulullah Sayyid Hussain adalah: Yazid bin Muawiyah, Ubaid loading...Doa Husain bin Ali saat menjelang sakaratul maut dikabulkan Allah SAW Ilustrasi Ist Seorang laki-laki dari Bani Aban ibn Darim, dikenal dengan julukan Zur'ah, menyaksikan sendiri bagaimana Husain ibn Ali cucu Rasulullah SAW dibunuh. Sebelum Husain meninggal, si pembunuh memanah langit-langit mulut Husain sehingga darah pun memuncrat. Saat itu, Husain yang kehausan meminta si pembunuh agar memberikannya air. Husain mencoba meraih air Sungai Efrat, namun dihalang-halangi. Sebelum mereka kemudian benar-benar membunuhnya, mereka tetap enggan memberinya air minum. Bahkan, mereka membiarkan Husain menggelepar kehausan. Husain kemudian berdoa kepada Allah SWT, โYa Allah, siapa saja yang menghalangiku mendapatkan air, maka rasakanlah rasa haus kepadanya. Ya Allah, rasakanlah haus kepadanya!โ Baca Juga Sungguh di kemudian hari Allah mengabulkan doa salah seorang pemimpin para pemuda di surga itu. Tatkala sang pembunuh Husain yang tidak memberikan minum kepadanya itu menghadapi sakaratul maut, Allah menimpakan kepadanya rasa haus tiada henti. Anehnya, rasa haus itu tidak bisa hilang sekalipun dirinya sudah meminum banyak air. Dia terus menjerit-jerit karena perutnya panas bukan main akibat haus. Sambil menjerit-jerit, ia juga memegangi punggungnya akibat rasa dingin yang bukan kepalang. Orang-orang yang berada di sampingnya segera mengipasi dan meletakkan es di depannya guna memadamkan rasa panas dan haus. Sementara tungku api ditaruh di belakangnya untuk menghangatkan badannya! Namun dirinya terus saja meracau, โBeri aku air minum! Aku bisa mati karena kehausan!โOrang-orang lalu membawakan kepadanya sebuah bejana besar berisi adonan gandum, air, dan susu yang cukup diminum untuk lima orang. Ia pun meminumnya. Namun, tak berapa lama ia berteriak lagi, โBeri aku air minum! Aku bisa mati karena rasa haus ini!โ Orang-orang di sekitarnya pun terus memberinya air. Hingga kemudian, perutnya pecah persis seperti pecahnya perut keledai akibat terlalu banyak minum. Kisah ini disampaikan Yusuf Burhanudin dalam bukunya berjudul "Saat Tuhan Menyapa Hatimu". Dalam mengomentari kisah ini, dia mengingatkan agar kita tidak membiasakan diri melecehkan, menghina, dan menyakiti para waliyullah, kekasih Allah, para ulama, dan orang-orang saleh. Sebab, Allah akan murka dan membalas langsung jika para kekasih-Nya disakiti. Baca Juga mhy Berikutkeutamaan membaca surat Al-Kahfi pada hari Jumat. Surat ini merupakan surat Makkiyah atau surat yang diturunkan pada periode Makkah. Al-Kahfi merupakan surat ke-18 dalam Al-Quran yangDibawahini adalah bukti nyata bahwasanya orang-orang syi'ah adalah pembunuh Husain bin Ali bin Abi Thalib radhiyallahu anhuma. Dan hal itu adalah kesaksian dan pengakuan dari ulama (baca: pendeta) syiah dan kitab-kitab syi'ah sendiri. Diantaranya Ayatullah (baca: Ayatussyaithan) Al-Qazwiini, dan Hadi Al-Madrasi, Kamal Al-Haidari, dll.